Pada setiap
malam yang selalu ku tamatkan
Ditaburkannya
bintang sebagai peruntuh lamunan
Membuyarkan
pikiran dan angan
Yang entah
dengan alasan apa ku pertahankan
Ingatkah
kau malam itu Tuan?
Tidakkah
alunan lagumu tidak pernah berhenti mengisahkan duniamu
Tidakkah
untaian kata dan senandungmu tidak pernah habis menarik tatapanku
Tidakkah
omong kosong selalu kita anggap puisi indah kala itu?
Namun nyatanya,
bintang tak akan habis untuk kau hitung, pun setelah ku bantu.
Mungkin kau
lebih senang merogoh saku jaketmu daripada menunjuk awan, atau lampu taman yang
kurasa mungkin sudah padam.
Atau
mungkin kau lebih memilih mengaduk kopi mu perlahan dan menikmati putarannya
daripada sekedar kau berikan setatap dua tatap saat ku bicara.
Atau
mungkin kau memang tak menginginkan malam itu?
Ingatkah
kau malam itu Tuan?
0 comments:
Post a Comment